Fresh Graduate: Emas atau Cemas? Career Coaching Teknik Industri UII Bekali Calon Wisudawan Hadapi Dunia Kerja
Yogyakarta, UII — Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar Career Coaching bagi calon wisudawan dan wisudawati periode ke-6 tahun ajaran 2024/2025. Kegiatan yang berlangsung pada Jumat (22/08/2025) di Ruang Lab. SIMAN, Gedung Laboratorium FTI UII ini diikuti oleh 35 peserta dan menghadirkan narasumber Walid Jumlad, S.Psi., M.Psi., Psikolog dari Direktorat Pengembangan Karier dan Alumni (DPKA) UII.
Acara diawali dengan sesi foto bersama calon wisudawan, kemudian dilanjutkan sambutan oleh perwakilan dosen Program Studi Teknik Industri, Didin Dwi Novianto, S.T., M.LSCM. Setelah itu, para peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne UII dengan penuh khidmat, sebelum memasuki inti acara. Suasana terasa penuh semangat ketika sesi utama dimulai, ditandai dengan pemaparan materi oleh Walid Jumlad mengenai persiapan penting bagi para fresh graduate sebelum memasuki dunia kerja.
Dalam pemaparannya, Walid menegaskan bahwa menjadi fresh graduate bukanlah alasan untuk cemas, melainkan fase emas yang penuh peluang. Ia menyebutkan bahwa hanya sekitar 6,8% penduduk Indonesia yang berhasil menempuh pendidikan tinggi S1, sehingga para lulusan sarjana patut bersyukur karena termasuk kelompok kecil yang beruntung. “Menjadi sarjana adalah pencapaian yang luar biasa, yang mungkin diimpikan oleh jutaan orang yang belum beruntung memiliki kesempatan mengenyam pendidikan di perguruan tinggi seperti kalian,” ungkapnya.
Selain menekankan rasa syukur, Walid juga memberikan bekal praktis terkait bagaimana menghadapi dunia kerja, mulai dari menyusun Curriculum Vitae (CV) hingga menghadapi wawancara. Ia bahkan secara langsung meninjau beberapa CV milik peserta dan memberikan masukan konstruktif. Hasilnya cukup menggembirakan karena sebagian besar peserta telah memahami bagaimana membuat CV yang baik dan benar supaya dapat menarik perhatian perekrut. Walid juga menekankan bahwa dunia profesional tidak hanya menilai kompetensi teknis, melainkan juga memperhatikan sikap, adab, dan keramahan seseorang dalam berinteraksi dengan siapa pun.
“Beberapa perusahaan juga melihat dari sisi keramahan atau adab individu kepada semua orang di lingkungan kerja, jadi tidak harus melulu kompetensi yang bagus tapi juga harus diimbangi dengan karakter yang ramah terhadap siapapun dan dalam posisi apapun,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa kemampuan memberikan impresi positif sejak awal pertemuan menjadi hal yang sangat menentukan. Sebagus apapun prestasi akademik atau segudang pengalaman yang dimiliki, semua itu akan terasa kurang berarti jika tidak disertai adab yang baik dan sikap yang mampu menciptakan kenyamanan dalam berinteraksi. Dengan kata lain, kesan pertama yang positif sering kali menjadi pintu utama untuk membuka kesempatan karier lebih luas.
Tak berhenti di situ, Walid mengajak peserta untuk merenungkan arah karier jangka panjang dengan memahami konsep dream job sebagai irisan dari tiga aspek: passion, talent, dan usaha berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi. Ia menekankan bahwa pekerjaan impian bukan sekadar tentang apa yang disukai, tetapi juga tentang bagaimana seseorang berupaya menumbuhkan kemampuan yang selaras dengan passion tersebut sehingga bisa berkembang menjadi keunggulan. Diskusi berlangsung hidup, dengan sejumlah peserta aktif bertanya seputar langkah karier, hingga strategi menghadapi tantangan dunia kerja.
Kegiatan Career Coaching ini memberikan kesan yang mendalam bagi para calon wisudawan Program Studi Teknik Industri. Selain memperluas wawasan mengenai dunia kerja, acara ini juga menumbuhkan rasa percaya diri serta motivasi untuk terus berkembang. Dengan bekal yang telah diperoleh, para lulusan diharapkan semakin siap menghadapi masa depan dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat melalui karier yang bermakna.
Penulis: Adibah Alfiani Rizqi
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!