Andovi Da Lopez di ICD UII 2025 “Passionate? Be Willing to Suffer”

Direktorat Pengembangan Karir dan Alumni Universitas Islam Indonesia (DPKA UII) kembali menggelar  Integrated Career Days (ICD) yang diselenggarakan di Auditorium Prof. KH. Abdulkahar Mudzakir, Kampus Terpadu UII pada (8-9/8). Acara ini mengundang beberapa pembicara seperti alumni UII yang telah sukses berkiprah di dunia kerja dan special salah satunya adalah Andovi Da Lopez, kreator konten dan storyteller yang telah berkarya di berbagai platform digital.

Dalam paparannya, Andovi menyampaikan bahwa hidup sering kali tidak berjalan sesuai rencana dan hal tersebut merupakan bagian dari proses yang harus diterima. “Kadang hidup nggak masuk akal, dan itu tidak apa-apa,” ujarnya di hadapan peserta.

Andovi juga menyinggung pandangan umum tentang kesuksesan yang kerap diukur melalui profesi seperti dokter, pengacara, atau insinyur. Menurutnya, keberhasilan tidak selalu mengikuti standar tersebut. Baginya, momen paling bermakna adalah ketika ibunya menerima dan mengakui pilihannya untuk berkarier di dunia kreatif.

Menariknya, Andovi memulai perjalanan tanpa keterampilan teknis seperti mengedit video atau mengoperasikan kamera. Semua kemampuan itu ia pelajari secara otodidak. “Karena gue menikmatinya, gue bisa konsisten. If you are truly passionate about something, you are willing to suffer for it, kalau benar-benar mencintai sesuatu, kita akan siap menghadapi tantangannya,” jelasnya.

Selain itu, Andovi menekankan pentingnya personal branding yang autentik, yaitu membangun citra dari jati diri yang sebenarnya. “Personal branding adalah apa yang ingin kita ceritakan kepada dunia tentang diri kita. Konsistenlah dengan jati diri, meskipun prosesnya mengenal diri Adalah proses yang nggak akan pernah selesai,” pesannya.

Andovi menutup sesi dengan ajakan untuk mulai jujur terhadap diri sendiri mengenai tujuan yang ingin dicapai. “Kalau tujuannya udah jelas, nggak perlu takut untuk melangkah,” tutupnya.

Melalui seminar ini, peserta diharapkan dapat memahami bahwa karya yang bermakna lahir dari ketulusan dan kesenangan dalam proses, bukan sekadar untuk penampilan atau pengakuan semata.

Penulis : Galoh Sanita

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *