Rethink, Reskill, Rise: Your Study Plan for Career Acceleration – Menyusun Jejak Akademik untuk Meloncatkan Karier

YOGYAKARTA — Dalam gelora ilmu dan ambisi yang mengiringi langkah generasi muda, Auditorium Prof. DR. K. H. Abdulkahar Muzakir, Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia, pada 8 Agustus 2025 menjadi saksi sebuah peristiwa intelektual yang menggugah: “Rethink, Reskill, Rise: Your Study Plan for Career Acceleration”, salah satu sesi unggulan dalam rangkaian Career Seminar Integrated Career Days (ICD). Acara ini diselenggarakan dengan visi yang tegas mendorong mahasiswa untuk merumuskan rencana studi yang bukan sekadar formalitas, melainkan instrumen strategis bagi percepatan karier di era kompetisi global yang dinamis.

Sesi pembicara pertama dibawakan oleh Fadiah Mukhsen, alumnus S1 Pendidikan Agama Islam angkatan 2014 yang berhasil menapaki jenjang S2 melalui beasiswa penuh ke Turki. Dengan narasi yang inspiratif namun pragmatis, Fadiah mengajak audiens untuk menata daya juang secara selektif: bukan bertebaran usaha tanpa arah, melainkan fokus pada upaya yang berdampak, sebuah prinsip “jangan banyak tapi” yang ia tekankan. Ia berbagi strategi konkret mendapat penghasilan saat berkuliah, mulai dari memanfaatkan peluang beasiswa hingga opsi-opsi beasiswa minim modal yang dapat diakses mahasiswa. Lebih jauh, Fadiah mengurai apa yang ia sebut sebagai seven killers step, langkah-langkah krusial yang harus diantisipasi, termasuk pentingnya lingkungan yang suportif berupa komunitas pembelajar, kebiasaan aktif berburu informasi, serta urgensi merumuskan tujuan akademik secara detail beserta visi-misi personal yang selaras dengan aspirasi profesional. Pesan Fadiah merangkum keseimbangan antara keberanian mengambil peluang dan kecermatan merencanakan langkah.

Pembicara kedua, Ari R. Kuncoro, Kepala Subdivisi Komunikasi LPDP, menempatkan pendidikan lanjutan S2 dan S3 dalam kerangka strategis pembangunan nasional. Menurut Ari, investasi pendidikan tinggi berjenjang bukan lagi semata ambisi personal; ia adalah fondasi untuk mewujudkan target Indonesia Emas 2045 dengan sumber daya manusia berdaya saing global. Lebih praktis, menekankan pentingnya memahami persyaratan beasiswa hingga ke rinciannya, sebuah langkah preventif yang dapat melancarkan proses seleksi dan memaksimalkan peluang sukses. Ia memaparkan pula contoh-contoh nyata mahasiswa, termasuk alumni UII, yang berhasil meraih beasiswa serta manfaat luas yang mengikutinya: fasilitas akademik, jejaring internasional, dan akses pada ruang-ruang pengembangan yang membuka pintu kesempatan karier yang lebih tinggi. Sorotan dari Ari R. Kuncoro memberi gambaran bahwa beasiswa adalah katalisator transformatif bagi karier dan kontribusi sosial.

Seluruh rangkaian seminar ini menegaskan satu kesimpulan yang tak dapat ditawar: percepatan karier membutuhkan kombinasi visi yang jelas, keterampilan yang direstrukturisasi (reskilling/retooling), serta keberanian mengambil langkah melalui jalur-jalur pendidikan strategis. Dari sudut pandang operasional, acara ICD bukan sekadar ajang penyampaian inspirasi, ia berfungsi sebagai ekosistem yang menghubungkan aspirasi mahasiswa dengan alat dan peluang nyata: komunitas pendukung, informasi beasiswa yang akurat, serta akses pada lembaga-lembaga yang memfasilitasi pendidikan lanjutan.

Penulis: Rangga Pamungkas Putradharma

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *